Selasa, 27 September 2011

Skrining Fitokimia

SKRINING FITOKIMIA

         
          Mata kuliah Kimia Organik,tidak lepas dari penyampaian materi dan praktikum. Praktikum Kimia Organik II pada saat ini,akan membahas mengenai Skrining Fitokimia. Skrining Fitokimia ini sendiri,dasarnya telah di perkenalkan di akhir pembelajaran praktikum Kimia Organik di semester III. Seperti halnya dengan mata kuliah praktikum yang lain,ketika ada masalah yang akan dipelajari maka penting untuk dibahas terlebih dahulu. Untuk itu,dalam makalah ini akan di bahas lebih spesifik mengenai Skrining Fitokimia.
Skrining fitokimia dapat diartikan sebagai “penapisan (skrining), dan senyawa-senyawa kimia (Fitokimia)”. Sehingga, skrining fitokimia dapat diartikan sebagai penapisan senyawa-senyawa kimia dalam sampel. Praktikum kali ini akan dilakukan uj penapisan fitokimia. Uji penapisan fitokimia dilakukan terhadap golongan kimia saponin, flavonoid, dan alkaloid,dll.
Identifikasi dari masing-masing senyawa bioaktif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada uraian di bawah ini, sampel yang diambil sebagai contoh adalah simplisia (herba komfrey).
Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas yang lazim digunakan di Laboratorium.
Bahan:
·       simplisia (herba komfrey)
·       pelarut: etanol 95%, aquadest, asam klorida 2 N, amonia, kloroform P, metanol, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, pereaksi besi (III) klorida, pereaksi Lieberman-Bourchard, natrium hidroksida.
Ø Identifikasi Alkaloid
Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 n dan 9 ml air,panaskan di atas penangas air selarna 2 menit, dinginkan dan saring. Pindahkan 3 ml filtrat pada kaca arloji kemudian tambahkan 2 tetes pereaksi dragendorrf lp, jika terjadi endapan coklat maka simplisia tersebut mengandung alkaloid. Jika dengan pereaksi mayer terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning yang larut dalam metanol maka ada kemungkinan terdapat alkaloid.
Ø Identifikasi Flavonoid        
1 mL larutan diuapkan, sisa dilarutkan dalam 1-2 mL etanol (95%) P, tambahkan 500 mg serbuk seng P dan 2 ml, asam klorida 2 N, diamkan selama 1 menit, tambahkan 10 tetes asam klorida pekat, jika dalarn 2-5 menit terbentuk warna merah berarti mengandung flavonoid.
Ø Identifikasi Tanin
Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 50 ml aquadest, didihkan selama 15 menit lalu dinginkan. Pindahkan 5 ml filtrat pada tabung reaksi, teteskan pereaksi besi (III) klorida, bila terjadi warna hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa tanin.
Ø Identifikasi Saponin
Timbang 500 mg serbuk simplisia masukan ke dalarn tabung reaksi, tambahkan 10 mL air panas, dinginkan dan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik terbentuk buih putih yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm, pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang, menunjukkan bahwa dalam simplisia tersebut mengandung saponin.
Ø Identifikasi Steroid/Triterpenoid
Timbang 500 mg serbuk simplisia tambahkan 20 mL eter dan maserasi selama 2 jam, pindahkan 3 tetes. Filtrat pada kaca arloji, teteskan pereaksi Lieberman-Bourchard (asam asetat glasial-asam sulfat pekat), bila terbentuk wama merah atau hijau menunjukkan senyawa steroid/triterpenoid.
Ø Identifikasi Kuinon
Timbang 500 mg serbuk simplisia tambahkan air sebanyak 50 mL, didihkan selama 5 menit. Pindahkan 3 tetes filtrat pada kaca arloji, teteskan larutan natrium hidroksida 1 N. Bila terbentuk wama merah menunjukkan adanya kuinon.


Ø Penapisan Fitokimia Hasil Isolasi
Sampel hasil isolasi yang berupa ekstrak metanol dan alkaloid total yang dihasilkan selanjutnya diidentifikasi senyawa golonganya melalui skrining fitokimia. Untuk sampel ekstrak metanol dan alkaloid total dilakukan uji meliputi identifikasi adanya tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, terpenoid/steroid dan kuinon.

Pada contoh berikut ini, diambil sampel yang berbeda yaitu daun sidaguri.
Pembahasan Uji Aktivitas Antibakteri Alkaloid Total dari Daun Sidaguri (Sida rhombifolia Linn).
Kandungan kimia daun sidaguri selain mengandung alkaloid selain itu mengandung golongan senyawa flavonoid, saponin, dan tanin.

METODE
Preparasi Sampel
Serbuk daun sidaguri yang dihasilkan selanjutnya diidentifikasi senyawa golonganya melalui skrining fitokimia. Uji ini meliputi identifikasi adanya tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, terpenoid/steroid dan kuinon.

Penapisan Fitokimiawi
Identifikasi Tanin
Sebanyak 50 mg serbuk daun sidaguri dididihkan dalam 10 mL air selama 5 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat yang diperoleh selanjutnya di tambahkan larutan FeCl3 1% dan timbulnya warna hijau violet, hitam menunjukkan adanya tanin.
Identifikasi Alkaloid
Sebanyak 5 mg serbuk daun sidaguri dilembabkan dengan 5 mL amonia 25% dan digerus dalam krus porselin. Kemudian ditambah 20 mL kloroform dan digerus kuat selanjutnya disaring. Untuk pemeriksaan alkaloid, 10 mL larutan organik diekstraksi 2 kali dengan HCl (1 : 10). Sebanyak 5 mL larutan ini masing-masing dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Adanya alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata setelah ditambahkan pereaksi Dragendorff dan endapan putih setelah ditambah pereaksi Meyer.
Identifikasi Saponin
Sebanyak 5 g serbuk daun sidaguri dididihkan dalam 100 mL air selama 5 menit, kemudian disaring dalam keadaan panas. Larutan tersebut diambil sebanyak 10 mL kemudian dikocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1 - 10 cm yang stabil sekitar 10 menit dan tidak hilang pada penambahan setetes HCl 2 N menunjukkan adanya saponin.
Identifikasi Flavonoid
Sebanyak 5 ml filtrat dari larutan ditambah serbuk Mg, 1 mL HCl pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Adanya flavonoid ditunjukkan jika terbentuk warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol.

Identifikasi Terpenoid / Steroid
Sebanyak 5 g serbuk daun sidaguri dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam, kemudian disaring. Selanjutnya 5 mL filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Kemudian ditambah setetes asam asetat anhidrat dan setetes asam sulfat pekat. Terbentuknya warna biru atau ungu menandakan adanya steroid, sedangkan bila terbentuk warna merah menandakan adanya terpenoid.
Identifikasi Kuinon
Sebanyak 1 g serbuk daun sidaguri dididihkan dalam 10 mL air selama 5 menit, kemudian didinginkan dan disaring. Kemudian ke dalam 5 mL filtrat tersebut dimasukkan natrium hidroksida 1N 5 mL. Jika terbentuk warna merah, menunjukkan adanya kuinon.

          Dari kedua contoh uraian di atas,dapat kita lihat dengan jelas bagaimana caranya untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dengan  uji skrining fitokimia.

KOSAKATA
Pereaksi Mayer; Pereaksi yang merupakan campuran dari Tembaga Sulfat + Natrium hdroksida. Di mana,kebanyakan alkaloid mengendap dalam suasana netral atau asam dengan pereaksi Mayer,menghasilkan endapan putih.
Pereaksi Dragendorff; pereaksi yang adalah Iarutan Kalium Bismuth. Iodida.
Pereaksi Liebermann Burchard;  yang terdiri dari kloroform, asam asetat anhidrid dan asam sulfat pekat.

Daftar Pustaka:
Penuntun praktikum kimia organik I; “Skrining Fitokimia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar